Tuesday, October 25, 2016

DERU DEBUR MENELANJANGI MALAM



Deru debur menelanjangi malam jantung kota makassar
Di sebrang sana perihal suaka mencipta segala nafsu
Keindahan danau bagai saksi riwayat dosa-dosa
Bulan nampak samar oleh kalap yang utuh

Di kota ini. tak hanya kendaraan yang bising juga riuh nafsu meratai
Ini bukan sesuatu yang tabu bukan pula ilusi apalagi ironi
Siukan angin yang menggigil tulang tak lagi menarik untuk ku goda
Dekap malam yang tua; sesat semakin di nikmati

Tercandu; kenikmatan haram yg di halalkan
Adalah qhamar yang diregus sampai tuntas
"Barangkali mereka telah lupa jalan pulang"? Entah  ..
Sebelum kaki beranjak , sepasang mata memotret arah persimpangan; sunyi sepi pekat
Kebisingan Kendaraan enggang usai. Bintang2 merayu dengan senyuman yang miris

Bulan mulai memalingkan wajah.
Kebebasan..
Mengirimkannya pada kekosongan tak berbudaya
Aku tersadar, hidup adalah persimpangan jalan.

Yah !!! Persimpangan jalan,bukan?
Hitam putih adalah bgian dari pilihan
Mnjadikan napas sebagai nafsu
Menjadi korban kekejiab dari nafsu dipijakan yg tak lebih dari maung Ini.



0 komentar:

Post a Comment

silahkan berkomentar dengan bijak dan sesuai pembahasan